Percaya lah puan, walaupun kau wanita terindah yang pernah aku temui aku tidak akan pernah melakukan kegilaan yang dibungkus oleh kedunguan dengan sedikit bumbu harapan seperti cerita-cinta roman masa lalu yang penuh dengan kegelian. Aku setuju dengan Tuan Droogstoppel (walaupun dia seorang materialis) -dia adalah salah satu tokoh dalam novel Max Havelaar– bahwa penyair atau pembuat cerita terkadang (atau lebih tepatnya: selalu) berlebihan dalam membuat ceritanya. Mereka selalu saja seenaknya membuat sebuah cerita yang tidak pernah terjadi bahkan sering kali tidak masuk akal. Kurangajar.
Memang aku akui bahwa itu adalah hak dia dalam membuat sebuah karya. Tapi, setidaknya dalam membuat sebuah cerita dengan latarbelakang dunia nyata jangan lah terlalu tinggi berkhayal sehingga melampaui cakrawala pemikiran manusia (bahkan tidak akan tergapai walaupun sudah dibantu oleh sebuah tangga). Kita ambil contoh cerita legendaris dari William Shakespeare: Romeo dan Juliet. Menurut ku dalam cerita ini terlalu banyak sekali adegan-adegan yang di dramatisir oleh si pengarang. Mulai dari kerasnya tolakan keluarga Romeo dan Juliet terkait hubungan mereka hingga yang terparah adalah adegan dimana Romeo yang menegak racun (setelah sebelumnya berhasil membunuh Count Paris) karena melihat Juliet kekasihnya mati. Disini, bodohnya si Romeo yang berengsek itu adalah dia sendiri tidak memastikan kematian si Juliet. Padahal, pada waktu itu bisa saja dia melihat kornea mata atau mendengarkan detak jantung si Juliet terlebih dahulu. Setelah dapat dipastikan bahwa kekasihnya itu mati baru lah dia sendiri bisa memandikan jenazahnya, mensholatkan, menguburkan dan membcakan Surat Yasin lengkap sampai dengan haul-haulnya kemudian bunuh diri. Bukan malah kalap melihat sang pujaan hati tergeletak lalu kemudian langsung menenggak racun. Aku sendiri mulai berfikir bahwa Si Romeo ini mungkin adalah orang-orang bersumbu pendek yang dungu karena mudah sekali kalap dan termakan hoax. Ini contoh yang sangat tidak baik.
Akibat buruk yang di timbulkan dari cerita ini adalah banyak dari kalangan muda yang sedang kasmaran menganggap bahwa mati bunuh diri bersama-sama adalah sesuatu hal yang romantis. Sungguh, Ini adalah pemikiran sesat dan menyesatkan. Kau pikir mati bersama-sama dengan cara bunuh diri dapat membuat kalian bisa bagia di alam sana? Jangan ada yang beranggapan bahwa disiksa di neraka bersama-sama itu romantis.
…
Seolah-olah tidak mau kalah imajinatifnya dengan orang luar, cerita-cerita legenda di Indonesia pun dibuat demikian, banyak hal-hal yang tidak masuk akal dimasukan dalam sebuah cerita (yang dengan bodohnya dipercaya oleh kita semua). Coba pikir, mana ada manusia yang bisa membuat seribu candi hanya dalam satu malam, menendang sebuah perahu kemudian menjadi sebuah gunung yang indah demi cintanya. Cih, itu adalah cerita teraneh yang pernah aku dengar. Sungguh. Mungkin kelak akan ada lagi tokoh sembrono yang tolol dan penuh dengan harapan utopisnya akan menarik matahari dari persembunyiannya di barat kemudian menguras Samudera Pasifik hanya dalam waktu satu malam hanya untuk pembuktian cintanya.
Cinta memang bisa membuat seseorang menjadi dungu dan goblok. Akan tetapi kedunguan dan kegoblokan yang disengaja. Akui saja, kau pernah (atau mungkin: sering) pasrah menjadi seseorang yang dungu dan goblok karena cinta. Entah kau itu seorang bajingan, pelacur, sampah, gelandangan, kaum borju, feodal, pejabat korup atau bahkah Dewa sekalipun kau pasti pernah dengan sengaja menjadi dungu dan goblok karena cinta. Memangnya apa yang membuat Romeo tega membunuh Cont Paris kemudian bunuh diri setelahnya? Memangnya apa yang membuat Bandung Bondowoso mengerahkan semua pasukan ghaibnya demi seribu candi yang diminta oleh Loro Jonggrang? Kemudian Sangkuriang yang bisa menyanggupi permintaan Dayang Sumbi untuk membuat sebuah danau lengkap dengan perahunya hanya dalam satu malam (yang itu adalah sungguh permintaan yang kurang ajar), serta beberapa kisah cinta Dewa-Dewi Yunani yang begitu gila. Penuh darah, siasat, pengkhianan dan kenekatan. Apa yang dilakukan oleh mereka adalah sebuah pembuktian cinta. Memperjuangkan cinta sejati, katanya.
Baca Juga: Puisi Bumerang
Cinta yang dibungkus oleh kedunguan dan kegoblokan terkadang membuat seseorang berubah menjadi seperti sebuah godam yang siap menghancurkan segala penghalang di depannya.
…
Puan, walaupun kau wanita tercantik yang pernah aku lihat aku tidak akan pernah bersumpah pada Tuhan ku bahwa aku akan selalu bersamamu baik dalam susah maupun senang. Aku berkata demikian bukan berarti aku seorang lelaki yang tidak setia. Menjijikan rasanya jika aku membusuk disini seperti sampah yang butek, bau, hitam dan dipenuhi belatung karena terkunci oleh sebuah sumpah yang bodoh. Sedangkan kau malah asyik disana sambil di kelilingi oleh bunga kesenangan beraroma kan parfum kemunafikan. Tolong di camkan Puan, bahwa Aku tidak akan melakukan ketololan yang sama dengan orang-orang yang terbius oleh cerita imajinatif dan tidak masuk akal.
Puan, jika ada lelaki yang mengatakan bahwa kau adalah wanita tercantik di dunia ini, maka aku akan berkata bahwa dia adalah seorang pembohong. Sungguh. Bagaimana mungkin dia berkata bahwa kau adalah wanita tercantik yang padahal dia sendiri belum pernah bertemu dengan Ratu Bilqis, Ratu Cleopatra dari Mesir atau bahkan Ibu dari kita semua Siti Hawa yang konon katanya ketika dia meminum susu, putih airnya terlihat di tenggorokannya.
Puan, Keluarlah dari imajinasi Mu yang Naif itu…