Bun
Esok angka umurku bertambah
Angka depannya tak lagi satu tapi dua
Tak lagi remaja tapi dewasa
dan tak akan lagi dapat hak istimewa
Bun
Ramai orang merayakan pertambahan angka usia penuh gembira
Ramai orang bersua, bersuka cita
Berbagi harap, meng-aamiin-kan doa
memohon pada semesta
Bun
Tapi nyatanya rasa takut membelenggu jiwa
Tapi perpisahan dan duka kian nyata
Harap telah meredup mimpi-mimpi doa-doa
tak lagi menyala
Bun
Aku meragu pada guna raga
Aku menafikkan daya jiwa
Aku menghamba rasa takut
mencoba bersahabat dengan kecewa
Bun
Beruntungku tak sampai putus asa
Asaku masih ada nyala
Meski meredup takkan padam
semoga nyata
Bun
Aku mencari menunggu cahaya penambah nyala
Kapan dimana, misteri yang masih jadi tanya
Tapi kuyakini waktu bersua
pasti ada
Bun
Ketika cahaya penambah nyala tiba menyapa
Nyalaku pasti bersinar berpendar
Tunggulah sampai semesta menyesali candanya
Tunggu, kuyakini sebentar lagi, tetaplah disisi
Bun
Rasa takutku akan sirna
Kecewaku tak lagi ada
Mimpi-mimpi doa-doa adalah realita
Semoga, meski tak tahu di pengulangan tahun ke berapa