Puisi masa kini
Karena kini, puisi tak berarti
Aku sudah lupa bermain air seperti saat kecil,
Karena kini, Air telah berbayar
Aku sudah lupa bermain laying-layang di sawah depan rumah
Karna kini, sawah digusur menjadi perumahan nan mewah
Aku sudah lupa mencium tangan para kyai
Karna kini, ulama tak pernah dinanti
Aku sudah lupa berjalan ke pondok bilik bersama kawan, ngaji kitab dengan langgam
Karna kini, agamaku adalah Instan
Aku sudah lupa terakhir kali makan dengan alas daun pisang
Karna kini, daun saja harus dibeli dengan uang
Aku sudah lupa main petak umpet sampe rambut merah kepanasan
Karena kini, gadgetku cukup membuat tawa sendirian
Baca Juga: Kemarin Kau yang Bilang
Aku sudah malu melakukan amalanku dengan taat
Karena kini, pertanyaan dalil terlalu memutar mutar di otak
Aku sudah lupa cara memakai peci hitam, dipakai saat beribadah kepada Tuhan
Karena kini, peci hitam banyak menjadi alat pencitraan
Aku sudah lupa cara menulis surat
Karena kini, chat tanpa alamat terkirim dengan cepat
Aku sudah lupa memikirkan tentang akhirat
Karna kini, dunia adalah jimat terkuat
Aku sudah lupa mengirimkan doa ziarah lewat Fatihah
Karna kini, segala nya adalah bid’ah
Aku sudah lupa caranya,..
Aku sudah terakhir kalinya,..
Aku sudah lupa memikirkan nya,..
Aku sudah lupa mencariNya,..
Aku sudah lupa tempatnya,..
Aku sudah lupa waktunya,..
Aku sudah tak sadar zaman nya,..
Aku sudah lupa moralnya,..
Aku sudah lupa sumbernya,..
Aku sudah lupa budayanya,..
Aku sudah lupa damaiNya,..
Aku sudah lupaa puisinyaaa,
Karena kini, puisiku ini tak pernah bermakna lagi..