Kemarin kau yang bilang…
Demokrasi itu babi
Sekarang malah bilang Perpu Ormas anti demokrasi
Kemarin kau yang bilang…
NKRI itu thougut
Sekarang malah bilang Pancasila jangan dituntut
Kemarin kau yang bilang…
Khilafah itu segala-galanya
Sekarang malah bilang “Kami pun cinta pancasila”
Kemarin kau yang bilang…
Ulama harus dicintai
Sekarang malah bilang cium tangan kyai itu anti
Sekarang aku yang bilang!
“Kau ini santri?”
Sekarang kau bilang itu tidak usah ditanyakan lagi
Kemarin kau yang bilang….
Tidak perlu ngaji kitab kuning lagi
Sekarang kau bilang Ayo ikut perlombaaan dari kami
Baca Juga: Puisi Masa Kini
Kemarin kau yang bilang…
Nasionalis pergi saja sana
Sekarang malah bilang sesama nasionalis harus tetap bersama
Kemarin kau pula yang bilang ….
Perbedaan itu rahmat
Sekarang malah bilang “selainku adalah sesat.”
Sekali lagi ,kemarin kau yang bilang…
Tidak boleh mengada – ngada, bidah namanya
Sekarang malah bilang itu boleh boleh saja
Aku bingung siapa yang berbicara,
Kemarin dan sekarang berbeda beda,
Aku pusing mencari makna kata-katamu…
Penuh dengan kiasan yang kukira tegas dengan teriakan
Apakah aku yang harus berkata
“Kau ini bagaimana?”
Biar terdengar jelas oleh Gus Mus si Pujangga?
Sekali lagi kau malah bilang
“Tidak usah mengada-ngada.”
Ya sudahlah,,,
Sekarang aku yang bilang…
“Bolehkah kita bershalawat bersama?”
Sekarang kau bilang…
“Boleh, dengan beberapa syarat utama”
[??????]
Dibuat Pada Bulan Juli