Sabtu, Maret 25, 2023
Kenapa Homo Sapiens Tidak Punah?

Siapa Itu Homo Sapiens?

Dalam buku sejarah kita telah mengenal banyak sekali hewan. Mulai dari hewan-hewan besar yang pernah ada pada zaman dinosaurus hingga hewan-hewan yang lebih kecil yang hidup pada zaman ini. Dan sepanjang sejarah tersebut, jutaan spesies hewan telah banyak yang punah —termasuk puluhan spesies homo di dalamnya.

Kita merupakan sapien, satu-satunya spesies homo yang mampu bertahan hidup hingga saat ini dan telah mencapai puncak tertinggi dari rantai makanan. Jutaan tahun yang lalu mungkin spesies-spesies homo lainnya hanya mampu menempati posisi yang kesekian dari rantai makanan. Mereka hidup hanya dari berburu makhluk yang lebih kecil/lemah darinya atau terkadang mengais sisa-sisa makanan dari hewan lain yang berada di posisi yang lebih tinggi dalam rantai makanan.

Dunia ilmu pengetahuan telah mensepakati bahwa manusia merupakan hewan. Yang membedakan antara kita (homo sapien) dengan yang lainnya adalah kemampuan kita untuk berfikir.

            “Manusia merupakan hewan yang berfikir”

Kekuatan Fiksi

Jadi siapa kah manusia ini? Kenapa hanya dia satu-satunya spesies homo yang mampu bertahan hidup? Apa yang menjadi kekuatannya? Sehingga dia bisa mencapai puncak tertinggi rantai makanan.

Tentu saja jika ukurannya merupakan kekuatan fisik sangat jelas bahwa manusia lebih lemah dibandingkan hewan lainnya. Bahkan, jika dibandingkan dengan homo neanderthal pun —kerabat terdekat sapien— manusia masih kalah kuatnya. Namun nyatanya, neanderthal punah sedangkan sapien tidak. Artinya kekuatan fisik bukanlah kunci utama yang membuat manusia mampu bertahan hingga saat ini. Kekuatan fisik mungkin hanyalah nomor sekian dari beberapa kemungkinan.

Lalu apa rahasia kekuatan manusia itu? Apa hal yang membuatnya terus mampu bertahan hidup? Jawabannya satu: kemampuan manusia untuk membuat cerita.

Iya, kalian tidak salah membacanya. Kunci utama yang membuat manusia bisa bertahan hidup adalah kemampuannya untuk membuat sebuah cerita.

Sepanjang sejarah evolusinya, manusia telah mengarang begitu banyak cerita. Cerita apa saja yang mampu membuat mereka bertahan hidup. Bisa sebuah legenda, mitos, tuhan atau bahkan mungkin agama.

Sapien mungkin merupakan satu-satunya hewan di dunia ini yang mampu membuat sebuah cerita. Cerita yang mereka ciptakan sendiri dan mereka percayai sendiri kebenarannya. Bahkan walaupun mereka belum pernah melihatnya, menyentuhnya atau sekedar mengendusnya.

Mari kita sedikit berfikir. Hewan mana di dunia ini yang bisa mempercayai bahwa ketika mereka memberikan sebuah makanan kepada yang lainnya maka mereka akan mendapatkan lebih banyak makanan (a.k.a kenikmatan) di surga nanti setelah mereka mengalami kematian. Kita tidak akan pernah bisa meyakinkan hal tersebut kepada seekor monyet untuk membagikan pisang yang mereka miliki. Sekeras apapun kita mengusahakannya. Hanya kepada manusia saja lah kita bisa meyakinkan cerita tersebut.

Kemampuan membicarakan fiksi dan meyakininya merupakan ciri paling unik dari sapien. Oleh karena itulah kita mampu seperti saat ini.

Cerita Singkat

Mari kita mendengarkan sebuah cerita singkat

Sekitar tujuh puluh ribu tahun yang lalu terdapat sebuah suku kecil yang tinggal dibentangan luasnya Benua Eurasia. Suku tersebut sedang kebingungan karena mendapati salah satu warganya hampir gila karena ditinggal mati oleh salah satu anggota keluarganya. Semua warga yang ada di suku tersebut telah kehabisan cara untuk menenangkan sang warga.

Beberapa hari kemudian, kepala suku mengunjungi sang warga untuk menenangkannya. Kepala suku tersebut memberikan sebuah cerita kepadanya bahwa kematian di dunia ini bukanlah akhir dari segalanya. Kenapa? Karena setelah kematian di dunia ini terdapat sebuah kehidupan yang dimana dalam kehidupan tersebut dia akan bisa bertemu kembali dengan anggota keluarganya yang telah mati. “Dan saat ini pun anggota keluarga mu yang telah mati tersebut tidak benar-benar meninggalkan kita” terang kepala suku.

Kepala suku tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa arwah dari orang-orang yang telah mati akan terus mengikuti mereka dan melindungi mereka. Kemanapun mereka melangkah.

Karena mendengarkan cerita tersebut sang warga menjadi tenang dan kembali menjalani kehidupannya dengan semangat dan penuh harap bahwa kelak dia akan bisa bertemu kembali dengan anggota keluargnya. Dan sesekali dia merapal sebuah doa ketika mengalami kesusahan dan menjalankan sebuah perayaan ketika mengalami kesenangan sebagai bentuk rasa syukur.

Cerita yang sengaja dibuat oleh kepala suku untuk menenangkah salah satu warganya tersebut kemudian bertumbuh menjadi sebuah kepercayaan lokal.

Dilain sekempatan cerita-cerita seperti ini tumbuh dan berkembang di berbagai penjuru dunia hingga saat ini dan mencipkan peradaban yang sekarang kita kenal atau kita jalani sendiri.

Penutup

Jadi kesimpulannya adalah apa yang membuat kita bisa bertahan hidup dan berhasil mencapai puncak tertinggi dari rantai makanan bukanlah karena kekuatan fisik atau sejenisnya melaikan karena kekuatan dari fiksi yang dipercayai secara penuh. Seperti halnya manusia, fiksi ini juga mengalami evolusi. Dan manusia modern pun hidup dan berjalan atas apa yang dia yakini.

Kadang beriman kadang bejad. Dekat dengan Tuhan dan bersahabat dengan "sepi".

1 Comment

Muhammad Noval Al Arsy 21 Agustus 2021 at 08:32

Keren banget sang penulis menarasikan cerita, jadi bacanya nggak perlu muter otak 10000X, tapi ciamik banget isinya✨✨ jadi pengen ketemu sama penulisnya pengen belajar.

Leave a Comment

Kategori

  • Esai (34)
  • Kabupaten Pandeglang (23)
  • Kota Cilegon (1)
  • Resensi (4)
  • Sastra (9)
  • Tokoh (2)
  • Unique (8)
  • Ikuti Kami!

    %d blogger menyukai ini: