Sabtu, Maret 25, 2023
Sebuah Pesan Untuk Para Wanita

Ini akan menjadi tulisan singkat dan sederhana dari seorang yang memerhatikan beberapa kekeliruan dari seorang teman yang sangat terobsesi dengan feminisme. Sederhananya tulisan ini hanyalah sebuah sebuah pesan singkat yang saya tulis untuk kalian semua —khusunya para perempuan yang progresif.

Ekhem-ekhem langsung saja. Jadi dalam pesan ini saya hanya ingin mengingatkan kalian semua para wanita yang berlindung dibalik topeng feminisme untuk memanipulasi para laki-laki demi mendapatkan keuntungan. Tolong diluruskan kembali ya konsep feminisme yang kalian pakai itu. Konsep feminisme itu KESETARAAN dengan laki-laki, bukan KEMULIAAN yang lebih tinggi dari laki-laki. Catet itu baik-baik.

Konsep setara:
Ada sebuah kursi kosong di sebuah kereta KRL. Ada penumpang wanita dalam kondisi muda, sehat, dan tidak hamil dan seorang pria dalam kondisi muda, sehat dan sangat jelas tidak mungkin hamil yang belum mendapat tempat duduk. Jika ini konsep setara, maka hukum yang berlaku adalah SIAPA CEPAT, DIA YANG DAPAT. Since both of them have equal rights to have a seat1.

Konsep mulia:
Ada sebuah kursi kosong di sebuah kereta. Ada penumpang wanita —kondisi yang sama berlaku— dan pria —kondis yang sama berlaku— yang belum dapat tempat duduk. Jika ini konsep mulia, maka hukum yang berlaku adalah PENUMPANG WANITA MUTLAK DAPAT TEMPAT DUDUK KARENA DIA WANITA. The man deserves less because he is a man and he already gets a lot in society2.

Nah, faktanya banyak para feminazi —feminis garis keras, yang sangat tergila-gila pada konsep kesetaraan dan kemuliaan— menggunakan dua konsep tadi untuk kepentingan diri mereka sendiri. Mereka menerapkan standar ganda.

Contoh:
Ingin mendapat perlakuan spesial di transportasi umum karena dia wanita, tapi disisi lain ingin diperlakukan setara di tempat kerja dengan pria karena dia wanita.

Tentu ini baru sedikit contoh. Dalam praktik keseharian ada banyak hal yang disadari atau tidak para wanita sering mempunyai standar ganda dalam persoalan gender. Antara equality atau glorification.

Banyak wanita yang menginginkan kesetaraan akan tetapi disisi lain mereka tidak mau lepas dari cerita dongeng betapa nyamannya seorang putri yang diperjuangkan oleh seorang pangeran.

Jadi, dipenghujung pesan ini saya ingin mengikatkan kalian semua jadilah feminis yang benar. Menjadi ekstrimis seperti feminazi itu tidak lah baik.

Terjemahan
[1] Karena keduanya memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kursi
[2] Pria itu pantas mendapatkan lebih sedikit karena dia seorang pria dan dia sudah mendapat banyak di masyarakat

Tags: ,

Related Article

0 Comments

Leave a Comment

Kategori

  • Esai (34)
  • Kabupaten Pandeglang (23)
  • Kota Cilegon (1)
  • Resensi (4)
  • Sastra (9)
  • Tokoh (2)
  • Unique (8)
  • Ikuti Kami!

    %d blogger menyukai ini: